THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Diciptakan berbeda bukan untuk bermusuhan


Lihat Kartu Ucapan Lainnya (KapanLagi.com)

Selasa, 24 Maret 2009

Fisika tanpa rumus

Ahli fisika Indonesia, Prof Dr Johanes Surya, PhD, saat ini sedang mengembangkan pembelajaran fisika tanpa menggunakan rumus. Pengembangan fisika tanpa rumus ini sudah diujicobakan di beberapa sekolah di daerah dan cukup berhasil.''Selama ini masih banyak guru yang belum memahami konsep fisika. Akhirnya, pengajaran hanya sebatas rumus. Akibatnya siswa cenderung tidak menyukai fisika karena telanjur dianggap sulit,'' ujar Johanes yang juga Rektor Universitas Multimedia Nusantara dalam seminar nasional MIPA di Balai Sidang Universitas Terbuka (UT), Pondok Cabe, Tangerang, Sabtu, (30/11).Menurut Johanes, jika diharuskan menghapal rumus untuk belajar fisika justru membuat siswa makin membenci pelajaran tersebut. Oleh karena itu, pengajaran idealnya harus dimulai dari mengerti konsep, membangun logika, setelah itu menuangkannya dalam bentuk rumus.Yohanes memberi contoh sederhana soal fisika yang bisa diselesaikan tanpa rumus. Misalnya salah satu soalnya: Dua sepeda bergerak berhadapan. Sepeda pertama bergerak dengan kecepatan 4 meter/detik, sepeda kedua bergerak dengan kecepatan 6 meter/detik. Bila jarak mereka (mula-mula) adalah 30 meter, kapan kedua sepeda itu bertemu (berpapasan)?Yohanes mengatakan bahwa biasanya soal seperti ini diselesaikan dengan rumus-rumus yang rumit. Ia mengungkapkan, soal tersebut bisa diselesaikan hanya dengan logika sederhana.Jawaban soal itu, kata Yohanes, adalah sepeda pertama bergerak dengan kecepatan 4 meter/detik, artinya dalam satu detik sepeda tersebut menempuh 4 meter. Sepeda kedua bergerak dengan kecepatan 6 meter/detik, artinya dalam satu detik sepeda tersebut menempuh 6 meter. Sehingga dalam satu detik total jarak yang ditempuh kedua sepeda adalah 10 meter. Karena jarak kedua sepeda tadi adalah 30 meter, maka kedua sepeda akan berpapasan pada detik ketiga.Lebih lanjut Yohanes menyatakan, selama ini guru-guru di sekolah untuk menyelesaikan soal tadi menggunakan 'rumus yang panjang-panjang'. Akibatnya, kebanyakan siswa tak mampu mengikutinya.

0 komentar: